Idn01.com - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani mengingatkan bahwa ujian nasional (UN) bukan penentu kelulusan. Karena sampai saat ini masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa UN menjadi penentu utama kelulusan.
“Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar mensosialisasikan hal ini. Biar masyarakat lebih paham,” kata Puan usai rakor pelaksanaan UN 2016, Senin (7/12).
Selain itu hal yang perlu disosialisasikan ke masyarakat adalah terkait indeks integritas UN. Indeks ini mengukur tentang tingkat kejujuran peserta UN di seluruh Indonesia.
Mendikbud Anies Baswedan mengatakan meski ada dua kurikulum yang berlaku yakni kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 tetapi bentuk soal UN 2016 sama. Tim penyusun soal telah membuat kisi-kisi, dan dari kisi-kisi yang ada, 95 persen kedua kurikulum tersebut memiliki kesamaan.
“Jadi kita akan ambil 95 persen kisi-kisi yang sama untuk menyusun soal. Sedang 5 persen kisi-kisi yang berbeda tidak kita pakai,” jelas Anies.
Jadi kata Anies, kekhawatiran masyarakat terkait pelaksanaan UN dari dua kurikulum yang berbeda itu tidak benar. Nantinya soal akan disusun dengan bentuk dan isi yang sama persis antar kedua kurikulum.
Hingga saat ini tim penyusun soal UN yang terdiri atas BSNP, Puspendik, Pusat Buku, Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas telah menyelesaikan kisi-kisi untuk UN tingkat SMP dan SMA. Sedang untuk tingkat SD masih dalam proses penyusunan.
Terkait UN di wilayah bencana kabut asap, Anies memastikan bahwa dari 9 propinsi yang ada, semua bisa dilaksanakan UN secara bersamaan. Hanya saja untuk Jambi dan Kalteng, ujian sekolah akan dilaksanakan setelah UN berakhir.
“Kita sudah analisa dan ternyata junmlah hari yang diliburkan masih bisa ditoleransi,” tandas Anies.
Sumber: poskotanews.com
“Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar mensosialisasikan hal ini. Biar masyarakat lebih paham,” kata Puan usai rakor pelaksanaan UN 2016, Senin (7/12).
Selain itu hal yang perlu disosialisasikan ke masyarakat adalah terkait indeks integritas UN. Indeks ini mengukur tentang tingkat kejujuran peserta UN di seluruh Indonesia.
Mendikbud Anies Baswedan mengatakan meski ada dua kurikulum yang berlaku yakni kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 tetapi bentuk soal UN 2016 sama. Tim penyusun soal telah membuat kisi-kisi, dan dari kisi-kisi yang ada, 95 persen kedua kurikulum tersebut memiliki kesamaan.
“Jadi kita akan ambil 95 persen kisi-kisi yang sama untuk menyusun soal. Sedang 5 persen kisi-kisi yang berbeda tidak kita pakai,” jelas Anies.
Jadi kata Anies, kekhawatiran masyarakat terkait pelaksanaan UN dari dua kurikulum yang berbeda itu tidak benar. Nantinya soal akan disusun dengan bentuk dan isi yang sama persis antar kedua kurikulum.
Hingga saat ini tim penyusun soal UN yang terdiri atas BSNP, Puspendik, Pusat Buku, Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas telah menyelesaikan kisi-kisi untuk UN tingkat SMP dan SMA. Sedang untuk tingkat SD masih dalam proses penyusunan.
Terkait UN di wilayah bencana kabut asap, Anies memastikan bahwa dari 9 propinsi yang ada, semua bisa dilaksanakan UN secara bersamaan. Hanya saja untuk Jambi dan Kalteng, ujian sekolah akan dilaksanakan setelah UN berakhir.
“Kita sudah analisa dan ternyata junmlah hari yang diliburkan masih bisa ditoleransi,” tandas Anies.
Sumber: poskotanews.com
Mendikbud: Soal UN Tetap Sama Meski Ada Dua Kurikulum Yang Berlaku
Reviewed by Unknown
on
20.29
Rating:
Tidak ada komentar:
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan dan satun...!!!